Senin, 07 April 2014
Transformasi Elementer
A.
Transformasi elementer
Yang di maksud dengan transformasi elementer pada
baris/kolom suatu matriks A adalah sebagai berikut :
1.
Transformasi elementer pada
baris
a. Penukaran tempat baris ke-i dan baris ke-j,
ditulis Hij(A).
Contoh :
maka H12(A)= 
b.
Memperkalikan baris ke-i dengan skalar l ¹ 0, ditulis Hi(l) (A)
Contoh :
maka H2(2) (A)=
di kali 2
c. Menambah baris ke-i dengan
skalar l ¹ 0 kali baris ke -j, ditulis Hij(l) (A)
Contoh:
maka
H21(1) (A)=
(*)
(*) Baris 1 kali 1 tambahkan
dengan baris 2 diletakkan di baris 2
2. Transformasi
elementer pada kolom
a. Penukaran tempat kolom ke-i dan
kolom ke-j, ditulis Kij(A).
A =
maka K12(A)=
maka K12(A)=
b.
Memperkalikan kolom ke-j dengan skalar l ¹ 0, ditulis Kj(l) (A)
Contoh :
A
=
maka K1(3) (A)=
maka K1(3) (A)=
c. Menambah kolom ke-i dengan
skalar l ¹ 0 kali kolom ke -j, ditulis Kij(l) (A)
Contoh:
A
=
maka K31(2) (A)=
maka K31(2) (A)=
(*) kolom 1 kali 2 tambahkan
dengan kolom 3 diletakkan di kolom 3.
B.
Rank
Matriks
Matriks A dikatakan mempunyai
rank sebesar r
a.
Jika
matriks A merupakan matriks bujur sangkar r x r, dan memiliki determinan yang
tidak lenyap.
b.
Jika
paling sedikit satu dari minor bujur sangkar r x r, minor determinan matriksnya
tidak sama dengan nol (tidak lenyap), sedangkan apabila minor matriks bujur
sangkarnya diubah menjadi berordo (r+1),
jika ada maka minor dari determinan tersebut adalah nol (lenyap).
Jika kita tinjau dari
jumlah baris dan kolom oleh karena minor matriks berbentuk bujur sangkar maka
besar rank matriks baris adalah sama
dengan besar rank matriks kolom.
Biasanya rank (A) diberi simbol r(A)= r. Dengan r adalah nilai dari rank
matriks A.
Contoh:
1.
A
= 
Matriks
A tersebut merupakan matriks bujur sangkar berordo 2x2 (r xr)
det
(A) = 2.1 – 3(-1) = 5
0 (tidak lenyap)
Sehingga
r(A) = r = 2
2.
A
= 
Matriks
A berordo 3x3 maka det (A) = 2
- 1
+4
= 0
(lenyap)
Jika
minor matriksnya diturunkan menjadi 2x2, misalnya:
A11
=
, minor determinanya adalah det (A11)= 0 (lenyap)
A22
=
, minor determinannya adalah det (A22) = -4, det (A22)
0 (tidak lenyap)
Maka
rank matriks A tersebut adalah r(A) = 2, karena ada salah satu minor determinan
dengan r=2 yang tidak lenyap (tidak sama dengan nol), sedangkan jika minor
matriksnya r+1=2+1=3 maka minor matriksnya adalah nol.
3.
Matriks
nol mempunyai rank matriks sama dengan nol. Karena semua determinan mau pun
determinan minornya adalah nol.
Contoh:
O
= 
Determinan
O dengan ordo 3x3 adalah
det
(O) = 0
Jika
minor matriks O diturunkan menjadi 2x2
det
(O) = 0
jika
minor matriks O diturunkan menjadi 1x1
det
(O) = 0
Maka
rank matriks nol tersebut adalah r(O) = 0.
4.
Matriks
identitas (Ik) memiliki rank matriks sebesar k atau sama dengan ordo dari matriks identitas
itu sendiri.
Contoh:
a)
I2
= 
Determinan
matriks I2 dengan ordo 2x2 adalah
det
(I2) = 1.1-0.0
= 1
0
(tidak lenyap)
Maka
rank matriks identitas berordo 2 tersebut adalah r (I2) = 2
b)
I3
= 
Determinan
matriks I3 dengan ordo 3x3 adalah
det (I3) = 1,
0
(tidak lenyap)
Maka rank matriks
identitas berordo 3 tersebut adalah r(I3) = 3
Mencari rank matriks memang tidak
semudah yang dibayangkan, apalagi kalau jumlah baris dan kolomnya cukup banyak,
katakan lebih dari 4. Maka mungkin kita akan mencari minor-minor yang lebih
banyak untuk menentukan rank matriksnya. Untuk mempermudah di dalam mencari
nilai rank suatu matriks maka kita dapat melakukan transformasi elementer pada
matriks tersebut sehingga matriks tersebut menjadi matriks eselon.
Matriks
Eselon adalah matriks yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1.
Setiap baris yang semua unsurnya nol
(jika ada) terletak sesudah baris yang mempunyai unsur tidak nol.
2.
Pada setiap baris yang mempunyai
elemen tidak nol; elemen tidak nol yang
pertama harus terletak di kolom sebelah kanan elemen tidak nol baris
sebelumnya. Elemen(unsur) tidak nol pertama dari suatu baris disebut unsur
utama atau elemen pivot.
Contoh matriks eselon adalah sebagai
berikut:
K
=
(elemen pivotnya adalah 1 dan 3)
Maka
besar nilai rank matriks tersebut adalah berapa jumlah baris yang bebas linear
(tidak semua elemen-elemen pada barisnya bernilai nol). Untuk mengubah ke
bentuk eselon kita dapat melakukan langkah-langkah berikut:
1. Tentukan elemen Pivot (pada
baris), untuk mempermudah pilih elemen 1 atau –1. Namun tidak tertutup
kemungkinan elemen dengan angka lain.
2. Jadikan nol semua elemen yang
sekolom dengan pivot tersebut.
3. Sekarang kita perlu perhatikan
lagi baris yang tertinggal ( tanpa baris atau kolom yang terdapat pivot):
a.
apabila tinggal dua baris /kolom yang tersisa maka tinggal diperiksa apakah
baris tersebut kelipatan jika ya maka salah satu baris tersebut dapat dijadikan
nol.jika tidak langkah selesai.
b.
Apabila masih lebih dari dua baris/kolom lakukan lagi langkah 1 di atas
sampai langkah 3.
4. Hitunglah jumlah baris yang
bebas linear (tidak semua elemen-elemen pada baris tersebut bernilai nol). Maka
jumlah baris yang bebas linear tersebut merupakan besar atau nilai dari rank
matriks tersebut.
Contoh:
dengan menggunakan transformasi elementer, tentukanlah berapa rank matriks A
berikut:
A = 
1.
Pilih pivot baris 1 kolom 1
2.
Jadikan nol semua elemen yang
sekolom dengan pivot tersebut
Untuk matriks A tersebut di atas
kita dapat melakukan transformasi elementer
,
, misalkan hasilnya adalah A1
A1 = 
3.
Sekarang
kita perlu perhatikan lagi baris yang tertinggal ( tanpa baris atau kolom yang
terdapat pivot):
Karena masih tersisa 2 baris, dan
merupakan kelipatan salah satu baris sehingga salah satu baris dapat dijadikan
nol, serta tidak mengandung pivot, maka kita pilih pivot kembali, misalnya
baris kedua kolom kedua.
A1 = 
Lakukan transformasi elementer untuk
mengubah elemen-elemen salah satu baris menjadi nol.
A2 = 

4. Karena tinggal dua baris yang tersisa dan baris tersebut bukan kelipatan, sehingga salah satu baris
tersebut tidak dapat dijadikan nol. Transformasi elementer selesai untuk
mengubah matriks A menjadi matriks eselon.
5. Jumlah baris yang bebas linear
adalah 2
Maka dapat disimpulkan bahwa
rank matriks A =
adalah r (A)= 2.
adalah r (A)= 2.
Dari beberapa transformasi
elementer di atas, jika dilanjutkan maka akan diperoleh akhir yang berbentuk
suatu matriks dengan unit matriks (identity matriks Ir) yang berada
di pojok sebelah kiri atas dengan baris dan kolom sebesar r. Yang pada akhirnya
akan membentuk hasil sebagai berikut:
a.
Untuk
r < n
i)
ii)

iii)

b.
Untuk
r
n
Ini berarti bahwa rank yang
bersangkutan sebesar r. Hal ini bisa dicapai apabila melakukan transformasi
elementer pada bentuk eselon dengan mengubah elemen-elemen selain elemen
diagonal utama menjadi nol.
Contohnya:
Jika kita lanjutkan melakukan
transformasi elementer pada contoh sebelumnya pada A2 maka
A2
= 
a.
Dengan
melakukan transformasi elementer
dan
, misalkan hasilnya adlah A3;
A3
= 
b.
;
misalkan hasilnya adalah A4;
A4
= 
c.
;
misalkan hasilnya dalah A5:
A5
= 
A5
= 
Jadi, dari unit
matriks (identity matriks Ir) kita dapat mengetahui bahwa r=2.
Sehingga rank matriks A =
adalah r(A) = 2.
C.
MATRIKS
SINGULAR DAN NON-SINGULAR
1.
Matriks
singular
Matriks singular
adalah matriks yang determinannya sama dengan nol. Matriks singular tidak punya
invers. Matriks singular memiliki rank = r (di mana r
n)
Contoh
matriks singular:
Matriks S di atas
adalah matriks bujur sangkar berordo 2 (n
2) dan determinannya lenyap. Jika matriks S
diturunkan ordonya menjadi 1x1, maka minor determinannya tidak sama dengan nol.
Sehingga r(S) = 1 (r
n).
2.
Matriks
non-singular
Matriks non-singular
adalah matriks yang determinannya tidak sama dengan nol. Matriks nonsingular
mempunyai invers. Matriks singular memiliki rank = r (di mana r
n).
Contoh
matriks nonsingular:
Dari matriks A di
atas adalah matriks bujur sangkar berordo 2 (n
2), sehingga
rank matriksnya r(A) = 2. (r
n
2).
Langganan:
Komentar (Atom)